Senin, 13 April 2009

Kucink Ku punya 9 Nyawa....




Kisah ini berawal di suatu sore pada pertengahan bulan Februari. Saat itu aku sedang menghabiskan waktu libur panjang semsterku sambil duduk – duduk di teras rumah bersama ibu, dan adikku yang masih berusia 10 tahun. Namun tiba – tiba datanglah dua anak laki – laki kecil yangsedangmembaw kucing kecil berwarna hitam. Awalnya aku sudah curiga dengan kedatangan dua anak ini, karena sepertinya anak itu akan menceburkan kucingnya ke sungai depan rumahku, akan tetapi, ibuku biasa saja dan beranggapan bahwa dua anak itu sedang jalan – jalan membawa kucingnya. Karena tidak ada tindakan mencurigakan, akhirnya aku kembal pada waktu santaiku.
Lama – kelamaan aku semakin curiga dengan anak itu. Dan ternyata benar, ibuku berteriak padaku kalau kucingnya diceburkan oleh dua anak nakal itu. Tanpa pikir panjang, kau langsung mengambil ember bertali panjang yang biasa digunakan mengambil air untuk menyiram tanaman. Setelah aku melihat ke dalam sungai itu, dan ternyata kucing itu sangatlah kecil, dan tubuhnya kurus. Langsung saja aku lempar embernya ke dasar sungai yang mungkin hanya se paha orang dewasa, tapi kucing itu bisa saja tenggelam dan mati. Setelah berusaha kurang lebih selama 15 menit tak membuahkan hasil, ember yang ku lemparkan sudah berkali – kali meleset, kucing itupun terus mengeong, dan membuatku semakin tak tega melihat tubuhnya yang setengah tenggelam. Usahapun telah kukerahkan demi menyelamatkan sng kucing, manun apadaya, Tuhan berkata lain. Kucing itupun tiba – tiba menghilang dibawa arus sungai. Aku, ibu, dan adikku sangat menyesal tak bisa menolong si kucing hitam itu. Waktu liburanku pada sore itu, hanya kuhabiskan dengan menangis dan menangis.
Tangisku pun terhenti pada suatu malam sekitar pukul 7. saat itu aku benar – benar tak percaya, dan kukira hanya aku yang merasakannya, tapi ibu, dan adikku juga merasakannya. Suara itu, sama seperti suara yang kudengar tadi sore. Tanpa menunggu lama, aku, dan adikku keluar. Tak bisa kupercaya! Kucing hitam kecil yang tadi gagal aku tolong ternyata sekarang ada didepan rumah sambil terus mengeong dengan tubuh yang kotor dan basah. Mungkin benar kata orang, “ kucing itu punya nyawa 9 ”....
Melihat kondisi tubuh hitam mungilnya yang basah kuyup, langsung kuambilkan kain yang sudah tidak terpakai, dan kubalutkan ditubuhnya. Tak lama kemudian adikku datang sambil membawa semangkuk kecil susu hangat. Rupanya ia sangat kehausan, dan kelaparan. Jelas saja, semangkuk susu hangat itu langsung habis saat ku sodorkan didepannya. Setelah minum susu, aku dan adikku lalu membersihkan badannya yang kotor dengan air hangat. Sehabis badan hangat dan bersih, sekarang kami bertiga bingung harus meletakkan makhluk mungil ini dimana, karena kalau didalam rumah jelas tak mungkin karena, ayahku sangat sensitif dengan bulu hewan. Dan akhirnya kami meletakkan si hitam mungil itu disebuah kotak, didepan teras rumah.
Sebenarnya hatiku masih khawatir akan kondisi kucing itu, tapi dia pasti aman karena masih berada dalam rumah, dan tidak ada yang bisa mengambilnya. Besok paginya, aku terbangun, dan melihat kondisi si kucing hitamku. Namun aku sangat terkejut saatmelihat si kucing tak ada di kotaknya, setelah melihat sekeliling tak ada, tiba – tiba ada suara mengeong di dekat sepeda motor, saat aku merunduk ternyata si kucing hitam itu sedang bersembunyi di atas roda sepeda motor ayahku.
Pagi itu ibu menceritakan semua asal usul datangnya kucing hitam ini, dan syukurlah akhirnya ayahku mau menerima kucing ini dirumah tapi dengan satu syarat. Kalau kucing ini buang air, harus diluar dan yang harus membersihkan adalah aku......ihh!!!Yaack!!! tapi tak apalah, daripada kucing ini dibuang. Kemudian kami semua, sibuk mencarikan nama yang cocok untuk kucing kecil itu.akhirnya kami sepakat untuk menamainya dengan menggunakan bahasa jawa yang sidikit unik, yaitu “Iteng”yang diambil dari kata “Jeliteng” , kalau bahasa Indonesianya artinya “Hitam sekali”. Dan kami semua sepakat untuk mengurusdan merawat si mungil ini bersama – sama.
Liburan semesterku tahun ini benar – benar bermakna dan tak terlupakan. Mungkin Tuhan bermaksud baik padaku. Kucing ini mungkin sebagai peringatan agar aku tidak cuek, lebih rajin, dan tidak jorok lagi...hehehehehe......

1 komentar: